Celah Bisnis

Tuesday, July 6, 2010

DASAR DASAR MANAJEMEN RISIKO

Allah SWT juga mengajarkan kepada manusia tentang pentingnya mengelola risiko. Perhatikanlah ayat-ayat tersebut:

1.Maka berjalanlah kamu dimuka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang orang yang mendustakan (rasul rasul). (QS.16;36), ayat tersebut mengajarkan agar selalu memperhatikan masa lalu (historical data) sebagai pelajaran untuk refrensi untuk memprediksi masa depan.

2.Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui dengan pasti apa yang akan diusahakannya besok (Qs. 31;34), ayat tersebut mengajarkan kepada manusia bahwa dalam memprediksi masa yang akan datang tidak boleh mengatakan pasti atau risk free.

3.Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggung jawabnya. (QS. 17;36) ayat tersebut mengajarkan kepada manusia bahwa jika tidak memiliki ilmu tentang sesuatu janganlah melakukan kegiatan tersebut, karena berarti tindakan itu adalah gharar dan spekulasi. Hal ini tidak dibenarkan dalam Islam.

4.Hai orang orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok, dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. 59;18) ayat tersebut mengajarkan kepada orang mukmin bahwa harus selalu mempersiapkan diri untuk hari esok. Dalam persiapan itu hendaklah kamu berhati-hati atau prudent (takwa.

5.Sesungguhnya Tuhanmu yang melapangkan rizki kepada siapa yang Dia kehendaki dan menyempitkannya; sesungguhnya Dia Maha Mengetahui lagi Maha Melihat akan hamba-hambanya. (QS. 17;31) ayat tersebut mengajarkan kepada manusia bahwa sesungguhnya keuntungan dan kerugian merupakan ketetapan Allah SWT .

6.Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan beginya jalan keluar. Barangsiapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan (yang dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap tiap sesuatu. (QS. 65;2-3) ayat tersebut mengajarkan kepada manusia bahwa apapun hasilnya baik untung maupun rugi, maka wajib bertakwa kepada Allah. Selanjutnya bertawakallah kepada Allah sebab Dia telah mengadakan ketentuan bagi tiap tiap sesuatu.

25 comments:

  1. Inti pada suatu perekonomian islam adalah utk mengadakan suatu bentuk ketauhidan pada jiwa setiap manusia,, dengan adanya usaha, makan akan ada hasilnya, baik mengalami keuntungan ataupun kerugian, maka pada tahap inilah timbul ketaqwaan, bahwasanya, Allah lah yang menentukan untung atau rugi seseorang,, ini sejalan dengan ayatullah, " wa maa khalaktul jinna wal insaa illa liya, buduun".. Artinya, perniagaan sekalipun haruslah ditujukan untuk beribadah kepada Allah saja (pentauhidan).. Wallahu a'lam..
    Dani azuar ( 0301508029 )

    ReplyDelete
  2. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  3. Ada istilah hari besok harus lebih baik dari hari ini,sebagai makhluk alloh hendaknya kita harus mempersiapkan diri untuk hari esok,suatu kegiatan yg akan kita lakukan akan menimbulkan sebab-akibat dari resiko yang akan dihadapi,untuk itu sebagai manusia kita harus membuat rencana untuk mempersiapkan diri menghadapi apa yang terjadi hari esok,namun rencana itu haruslah didasari ilmu yang kita miliki dan tetap berada di jalan alloh,walaupun hasilnya belum pasti namun sekiranya mendekati apa yang telah kita rencanakan sebelumnya ( baik atau buruknya ). hasil dari itu semua harus kita serahkan pada alloh walaupun hasilnya baik ataupun buruk yang terpenting adalah ikhtiar yang sudah kita lakukan, karena di balik dari hasil yang akan kita kerjakan di hari esok pasti ada manfaat dan hikmah yang bisa di ambil, dan itulah pelajaran hidup yang harus diambil untuk kehidupan selanjutnya sebagai sebuah pengalaman.

    KHILDA AYU ( 0301507048 )

    ReplyDelete
  4. Dari ayat di atas, Kesalahan – kesalahan masa lalu sebagai pelajaran yang baik untuk hari ini dan dapat mencegah penyesalan – penyesalan menjadi kabut yang menutupi pandangan ke masa depan. Yang terbaik yang dapat kita terima dari sebuah kesalahan dimasa lalu adalah memperbaiki kualitas diri untuk masa depan. Apa yang kita lakukan sekarang adalah untuk kita yang akan datang. Namun, apa yang terjadi dengan kita dimasa akan datang tidak ada yang dapat mengetahui dengan pasti, baik atau buruknya. Hal tersebut dapat disebut dengan resiko. Dengan kata lain, manusia boleh berencana namun ALLAH SWT yang menentukan. Oleh karena itu kita harus siap dengan segala bentuk resiko yang ada. Salah satu cara, yaitu dengan mempelajari dan mempersiapkan segala sesuatunya dengan baik. Yang baik itu adalah nikmat allah yang harus disyukuri, yang tidak baik adalah cobaan yang harus diterima. “Ya Allah, tolonglah aku untuk senantiasa berzikir (mengingatiMu), mensyukuri (segala nikmat)Mu, dan beribadah dengan baik”. (HR. Abu Daud dan Nasa’i).

    Minati fatma kusuma wardani ( 0301507061 )

    ReplyDelete
  5. Kesimpulan yang didapat adalah Islam mengajarkan kepada kita untuk tidak mengerjakan sesuatu hal yang tidak kita ketahui tanpa ilmu pengtahuan, kerena akan timbul ketidakpastian (gharar). Hal ini menjelaskan bahwa setiap manusia sebagai makhluk sempurna yang diciptakan Allah diharuskan menuntut ilmu agar ia dapat menjadi manusia yang beralkhlak dan berilmu sehingga manusia dapat mengerjakan sesuatu dengan ilmu pengetahuan yang dimilikinya. Sehingga kita dapat meminimalisasi dampak atau resiko yang akan terjadi di kemudian hari. Akan tetapi Allah juga berfirman bahwa sejatinya tugas manusia hanyalah beribadah dan berikhtiar secara terus menerus. Artinya setiap manusia hanya diperintahkan untuk berusaha dan hanya Allah SWT yang menentukan apa yang akan terjadi. Sesungguhnya akan ada hikmah pelajaran dan ilmu baru dari setiap hasil yang ada, baik atau buruknya sekalipun. Begitu juga dalam melakukan perdagangan atau perniagaan hanya Allah yang menentukan untung ataupun ruginya, semua harus bertujuan kepada Allah SWT.

    Redsha Noor (030150 7033)

    ReplyDelete
  6. dari ayat di atas,,bahwa kita sebagai hamba allah harus mensyukuri atas nikmat yang telah diberikan allah,janganlah kita menjadi orang yang kufur atas nikmat yang telah diberikannya.sebagai hambanya kita harus mencari rizki dijalan yang benar yang sesuai dengan ketentuan-ketentuan allah dan menjauhkan dari segala larangannya dengan demikian hasil yang diperoleh akan bersih dan halal.allah yang melapangkan rizki kepada siapa yang Dia kehendaki dan menyempitkannya,jadi seperti istilah roda selalu berputar kadang diatas dan kadang dibawah itulah yang harus kita syukuri.biarlah kita serahkan kepada allah yang maha mengetahui dan maha melihat apa yang dikerjakan oleh hambanya.dengan demikian bahwa keuntungan maupun kerugian yang didapat merupakan suatu nikmat yang harus disyukuri.

    ReplyDelete
  7. berawal pada sesungguhnya kita adalah umatnya nabi Muhammad S.A.W., dimana Allah mengajarkan kepada nabi Muhammad tentang sebuah ilmu pengetahuan (IQ),Iqra. yang didalamnya ada salah satu tatacara bermuamalah. dengan itu manusia diwajibkan untuk selalu belajar, belajar untuk selalu menjadi yang lebih baik. "hari ini harus lebih baik dari hari kemaren, dan hari esok harus lebih baik dari hari ini".

    dengan berkembangnya ilmu pengetahuan, manusia juga harus bisa mempersiapkan atau merencanakan planing-planing kedepan dengan tanda2 alam yang telah Allah berikan, dengan itu manusia bisa meminimalis Risiko yang akan terjadi TAPI bukan untuk Menghilangkan Risiko tersebut. selagi manuisa hidup dibumi ini, maka risiko tersebut PASTI ada, dan akan terus ada. begitupula dengan bermualamah, yang berkaitan dengan sebuah keuntungan atau kerugian, Allah telah mengatur semuanya, bagian2 yang semestinya manusia dapatkan. kita tidak boleh meramal akan hal2 yang dimasa aka datang tanpa adanya perbekalan ilmu yang cukup, itu samadengan gharar, dan islam tidak pernah mengajarkan akan hal tersebut. sesungguhnya Allah maha Mengetahui apa-apa yang kita kerjakan.

    Muhammad Luthfy, 03015-06-073

    ReplyDelete
  8. menurut saya mengelola resiko sangat lah penting, mengingat Resiko adalah ketidaktentuan (uncertainty) yang mungkin melahirkan peristiwa kerugian (loss). Atau lebih mudahnya probabilitas suatu hasil yang berbeda dengan yang diharapkan. Maka dengan mengelola resiko,setiap orang dapat lebih meminimalisir “uncertainty” atau ketidakpastian.
    Dalam QS.16;36 kita diajarkan dalam mengelola resiko dengan carabelajar dari masa lalu atau pengalaman, dimana pengalaman inilah yang membawa kita mengetahui sesuatu hal baru yang biasanya tidak didapat di pelajaran formal. Masa depan ditentukan oleh “tangan” kita sendiri, tetapi bukan berarti semua hal yang kita lakukan selalu berjalan sesuai rencara (tidak adanya gangguan atau halangan). Sesungguhnya manusia itu hanya biasa berencana dan Allah-lah yang memberikan izin. Maka dari itu apa yang kita rencanakan tidak selalu sesuai rencana, karena apa yang baik untuk kita blm berarti baik seluruhnya untuk orang lain llah SWT. Sehingga dari segala kemungkinan yang akan terjadi, hendaklah kita bersiap diri dan membekali diri dengan ilmu dan wawasan yang luas sehingga hal tersebut dapat membuat diri lebih berhati-hati. Apapun yang akan terjadi di masa yang akan datang adalah hal yang harus diterima dengan lapang dada. Baik dan buruk, kalah dan menang adalah hal yang biasa, tinggal bagaimana menyikapi-nya, karena masih banyak yang dapat kita lakukan dengan tangan (kemampuan) yang kita miliki, dengan do’a dan bertawakal kepada Allah.

    Best Regards,
    Ardhi Hafiezh Alighani (0301507010)
    ardhi@hafiezh.com , Y! hafiezh_alighani , http://hvzhvzhvz.multiply.com

    ReplyDelete
  9. kesimpulan dr qs 17 ayat 36 dan 13 allah tidak memberikan cobaan diatas kemampuan seseorang . allah akan memberikan keuntungan kepada orang2 yang beriman dan mau bekerja sesuai dengan kemampuan . sesuai jalan yang diajarkan allah swt. berzakat dan berinfaq adalan jalan untuk mensucikan harta yang kita dapat.memenej harta dengan benar agar tidak terjadi pemborosan,karena allah tidak suka. karena itu perbuatan setan yang hanya ingin menuruti keinginan duniawi.dan kerugian itu sendiri ditetapkan oleh allah swt , karena allah swt akan memberikan kerugian bg hambanya yang malas dan tidak mau bersyukur.maka allah mengajarkan qta untuk menuntut ilmu setinggi-tingginya , agar kita mengetahui kemampuan yang qta miliki.karena allah sudah menggariskan rezki kepada setiap umatnya.sesuai dengan bidangnya masing-masing

    ReplyDelete
  10. pada dasarnya semua yang kita jalankan ALLAH yang menentukan, manusia hanya berusaha dan berdoa meminta yang terbaik kepada ALLAH. dalam menjalankan suatu usaha pasti terdapat risiko yang harus kita hadapi dan harus mempersiapkan diri untuk hari esok karena kita tidak tahu apa yang terjadi esok hari. untuk menghadapi risiko kita belajar dari masa lalu dan pengetahuan yang kita miliki agar kita dapat menerima dan menemukan solusi untuk risiko tersebut. sebagai kaum muslim kita harus tetap bertakwa kepada ALLAH dalam kondisi untung maupun rugi, karena semua yang menentukan ALLAH. dan kita harus selalu berusaha untuk mencapai yang terbaik dan pantang menyerah karena ALLAH menyukai hambanya yang tidak putus asa dan selalu bekerja keras.



    PUTRI AMELIA(0301507035)

    ReplyDelete
  11. menurut saya : setiap manusia harus bertawakal,untuk mengetahui hasil yang akan datang.masa lalu sebagai pedoman yang akan datang dimana yang masa lalu ada kesalahan,dimasa yang akan datang kita harus bisa memperbaikinya.
    dan manusia boleh perencana tetapi allah yang menetukan,mungkin kita berusaha di A tetapi ketika d A tidak berhasil dan kita terus bertawakal hasil yang kita inginkan mungkin ada di D. apa pun yang allah berikan kepada umat nya itu yang terbaik untuk umat nya, karena allah masa pengasih dan maha penyayang.maka manusia harus nya berlomba lomba untuk menjadi yang terbaik dari yang terbaik.karena manusia adalah makhluk yang sempurna yang di cipta kan ALLAH S.W.T,kita harus selalu bersyukur atas nikmat / rezeki yang diberikan ALLAH untuk umat nya.apapun usaha yang kita lakukan keuntungan dan kerugian merupakan ketetapan ALLAH.karena ALLAH memiliki ilmu pasti.
    "manusia berencana dan berusaha tetap Allah S.W.T yang menentukan nya "

    Reinda Lextika Wahyu. 0301507017

    ReplyDelete
  12. Ayat-ayat diatas merupakan sebuah gambaran transaksi ekonomi yang sesuai dengan Islam. Kesimpulannya jika digabungkan dengan sistem ekonomi Islam yaitu dasarnya segala bentuk transaksi yang dilakukan haruslah tanpa adanya MAGHRIB (Maysir, Riba dan Gharar). Dalam bertransaksi atau berdagang pastilah akan mendapat keuntungan atau kerugian. Untung atau rugi yang akan didapat itu semua Allah SWT yang menentukan, kita sebagai manusia hanya bisa bertawakal,berikhtiar dan berusaha belajar untuk mendapatkan tujuan yang ingin dicapai tersebut dengan cara yang benar. Manusia dapat belajar dari ilmu-ilmu yang didapat dari masa lampau, dan Ilmu masa lalu bukanlah berarti pengetahuan kuno yang sudah tidak patut dipelajari, justru ilmu lama digunakan sebagai acuan atau dasar mendirikan sebuah pondasi ilmu yang baru, agar manusia dapat memprediksi kejadian nanti. Dengan ini, kita dapat memprediksi resiko yang akan didapat dari keuntungan ataupun kerugian nantinya dengan cara Sharing Risk antara transaksi yang kita lakukan. Akan tetapi, jangan mencampur adukkan ilmu menjadi sesuatu yang baru dengan seenaknya yang justru tidak benar. Sesungguhnya Allah menyukai apa yang kita lakukan sesuai dengan Syariat Islam yang berlaku dan Allah senang apabila kita melakukan sesuatu dengan niat semata-mata beribadah kepada Allah SWT.

    Dwi Anggraeni Hanifah (0301507013)

    ReplyDelete
  13. Dalam kehidupan manusia, ada saja resiko-resiko yang mengancam yang mau tidak mau harus kita terima dengan lapang dada.
    Resiko tidak dapat dihilangkan, namun resiko dapat diantisipasi sekecil mungkin. Yang perlu diingat adalah bahwa resiko itu bisa datang kapan saja, jadi pandai-pandailah kita dalam mengelola resiko tersebut sehingga tidak memberikan kerugian yang besar.

    Dalam artikel ini dijelaskan pentingnya mengelola resiko yang akan dihadapi, misalnya pada ayat-ayat berikut ini :

    Pd surat (QS.16;36) : Dijelaskan bahwa kita sebagai manusia, haruslah selalu belajar dari kejadian dimasa lalu. Karena kita harus berprinsip hari ini harus lebih baik dari kemarin.
    Pd surat (QS. 59;18) : Dijelaskan bahwa kita harus mempersiapkan diri untuk hari esok agar resiko yang datang dpt diantisipasi dengan baik.
    Pd surat (QS. 17;31) : Dijelaskan bahwa keuntungan & kerugian itu sudah ditetapkan oleh Allah, jadi keuntungan yg didapat wajib untuk disyukuri dan kerugian yg diterima bisa diambil hikmahnya karena dibalik kerugian itu ada hikmah yg terkandung.

    Jadi kesimpulannya adalah resiko merupakan hal yang dapat terjadi kapan saja dan dimana saja. Resiko tidak dapat hilangkan, namun dapat di antisipasi sehingga akibat yang ditimbulkan tidak telalu besar. Pada umumnya, Manusia hanya dapat berencana, berusaha dan berdoa, selebihnya Allah lah yang menentukan. Untung atau rugi adalah hal yang biasa dalam hidup, smuanya tergantung dari bagaimana cara kita melihatnya. Bagi seorang muslim diwajibkan untuk melihat keduanya secara positif,karena semua yang kita dapat itu merupakan hal yang paling baik yg diberikan Allah. Serta tidak lupa untuk menjalankan perintah serta menjauhi larangan-Nya.

    Heny Novialita (0301507006)

    ReplyDelete
  14. Dari ayat dan penjelasan diatas hendaknya kita belajar dari masa lalu, dengan dapat mengambil hikmah dari apa yang terjadi pada masa lalu.Insya Allah kita dapat menjadi lebih bijak dalam bersikap. Di dalam kehidupan Allah SWT, telah menetapkan takdirnya masing masing maka dari itu janganlah bersikap mendahului, baik hal yang akan terjadi atau belum terjadi. Kemudian hendaknya janganlah kita menyerahkan perkara kepada orang yang tidak berilmu(bukan ahlinya). karena dijelaskan pada suatu hadist , jika kita menyerahkan suatu perkara kepada yang bukan ahlinya, maka tunggulah kehancurannya umat islam hendaknya harus menyelaraskan antara doa,ikhtiar, dan ketaqwaan pada Allah SWT, karena Allah telah menetapkan takdirnya kepada seluruh umatnya&baiknya kita banyak bersyukur atas segala nikmat yang telah diberikannya.

    Hana dinilla, 0301506055

    ReplyDelete
  15. arini faranisa,. dari ayat tersebut dapat disimpulkan bahwa kita sebagai manusia hendaknya bersabar dalam melakukan usaha, dan harus sesuai dengan keahlian kita dan janganlah kita patah semngat,. karna dalam ekonomi islam itu kita harus mengetahui apa yang kita kerjakan agar tidak terjadi gharar, yang penting kita harus tetap berusaha dan selalu bersyukur dan bertawakal agar mendapatkan jalan yang terbaik dari allah SWT,karena apapun yang diberikan oleh allah pasti yang terbaik bagi umatnya,. agar kita selalu siap menghadapi resiko apapun yang terjadi esok dan agar kita menjadi manusia yang kuat, dan selalulah mencari pekerjaan dijalan yang benar insyallah akan mendapatkan rezeki yang halal dan sukses amin,
    Arini Faranisa (0301507038)

    ReplyDelete
  16. Pada ayat diats, manusia harus menjadikan masa lalu sebagai pelajaran untuk melangkah lebih baik di masa depan, dan pada ayat tersebut Allah menginginkan umatnya untuk untuk mengetahui dan mempealajari ilmu-ilmu pengetahuandan ekonomi serta menerapkan lmu ekonomi tersebut sesuai ajaran islam.
    Dalam melakukan usaha janganlah kita meramalkan kemajuan usaha di maa yang akan datang karena belom tentu usaha tersebut akan maju di msa mendatang. tugas kita hanyalah menjalankan usaha kita dan memikirkan apa yang bisa dilakukan besok umtuk mengembangkan usaha tersebut sesuai dengan syariah islam. dengan terus berusaha akan menghasilkan hasil, apapun hasil tersebut baik rugi maupun untung, karena rezeki manusia Allah yang mengaturdan sebagai umatnya kita hanya bisa berusaha dan berdoa. dengan terus berusaha dan berdoa membuat kita menjadi manusia yang bertakwa dan beriman kepada Allah.

    Sarita Annisa Ma'ruf
    0301507040

    ReplyDelete
  17. Dalam hidup untuk mencapai sukses di masa depan kita perlu melihat pengalaman atau masa lalu, karena masa lalu atau pengalaman adalah hal yang paling berharga untuk masa depan. Hanya Allah SWT yang tahu masa depan seperti apa. Islam juga mengajarkan kita harus menjalani sesuatu yang jelas. Mempersiapkam diri untuk masa depan mesti dijalani dengan hati-hati dan takwa kepada Allah. Kesuksesan setiap manusia hanya Allah yang menentukan sehingga manusia hanya berusaha, berdoa, dan bertawakal kepada Allah.

    Putri Ascita Ningrum
    0301507009

    ReplyDelete
  18. Dalam mengelola risiko, setiap manusia harus slalu mensyukuri apa yang Allah berikan, karena berkat kanuria-Nya lah kita dapat diberi kemudahan dan petunjuk. Jika kita ingin berbisnis maka hal yang harus dilakukan adalah melihat ke belakang, melihat apa kekurangan dan kelebihan dari usaha sebelumnya. Gharah, maisir dan riba sangat diharamkan. Kita harus mempersiapkan diri jika suatu saat nanti bisnis yg kita jalankan gagal di tengah jalan, karena semua yang terjadi, baik untung dan rugi merupakan ketetapan Allah SWT seperti yg sudah dijelaskan pada ayat di atas. Kita sebagai makhluk ciptaan Allah SWT hanya tetap berusaha untuk mencapai apa yang diinginkan, apapun hasilnya kita serahkan kepada Allah SWT dengan cara bertakwa dan bertawakal.

    Rany Meliani
    0301507003

    ReplyDelete
  19. komentar saya tentang materi ini adalah
    kita adalah manusia biasa yang tidak mengetahui hal apa yang akan kita hadapi di masa yang akan datang. Maka dari itu kita selaku manusia selalu belajar dari masa lalu kita sebagai pembelajaran di masa yang akan datang,dan juga untuk mengetahui yang mana yang baik dan buruk. Dan Allah Swt. tidak mengetahui hal-hal yang bersifat ghara/ketidakpastian karena membuat manusia tidak belajar hanya menebak-nebak hal apa yang akan terjadi di masa yang akan datang. Sesuatu hal yang kita dapatkan baik untung maupun rugi itu selalu datangnbya dari Allah. Maka dari itu kita selalu bersyukur kepada Allah Swt. sesungguhnya Allah maha mengetahui rezeki dari tiap umat-umatnya.

    Brian Afiano (0301507054)

    ReplyDelete
  20. Aslmkm wr.wb
    Sebelum saya memberikan komentar,ingin meralat , “Sesungguhnya Tuhanmu yang melapangkan rizki kepada siapa yang Dia kehendaki dan menyempitkannya; sesungguhnya Dia Maha Mengetahui lagi Maha Melihat akan hamba-hambanya” (QS. 17;31) seharusnya (QS.17;30),
    Dalam berkehidupan pastilah kita hidup secara berkesinambungan dengan melakukan berbagai aktifitas,entah itu bekerja,belajar serta beribadah...dalam kegiatan yang kita lakukan sehari hari pasti ada resiko dan ada juga keuntungannya...contohnya apabila kita meninggalkan ibadah dalam hal ini yaitu shalat kita akan mendapatkan dosa (bagi yg sudah baliq) dan mengerti,,namun jika kita menunaikannya (shalat 5 waktu) maka akan mendapatkan pahala.
    Allah menurunkan manusia untuk menjadi khalifah (pemimpin) di bumi ini ,manusia merupakan mahluk yang diberikan kesempurnaan oleh Allah karena memiliki Akal (dapat berpikir),kelebihan inilah yang diberikan kepada manusia,dengan akal,kita dapat belajar bermacam-macam hal.
    Dalam hidup pasti ada naik dan turun (up n down) cobaan silih berganti menerjang kita,kita harus bisa mengendalikan emosi jiwa serta pikiran kita selama pasang surut kehidupan itu terjadi,Resiko yang ada harus bisa kita kelola dengan baik,dengan mengelola resiko,hidup ini akan menjadi seimbang..,apabila kita sedang bermasalah banyak cobaan maka mintalah dan berdoa kepada Allah agar kita diberikan kemudahan kekuatan serta kelancaran dalam menjalani kehidupan ini (tawakal),berserah diri kepada Allah memohon ampun dan meminta pertolongan Kepada-Nya
    Setiap hari, tentunya kita akan dihadapi dengan satu masalah, entah masalah itu berasal dari diri kita atau dari orang lain. Setiap masalah yang timbul ini akan selalu menjadi bahan berharga bagi kita, kenapa? Karena dari sinilah kita bisa belajar mengolah pikiran kita untuk lebih matang dalam menyelesaikan masalah. Apapun hasilnya tentu kita akan puas dan tentunya dengan hasil yang positif (yang tidak merugikan diri kita dan orang lain).Tiap waktu kita perbaiki diri ini agar bisa menjadi orang yang bermanfaat ,selalu karena perubahan itu penting,”Man Jadda Wajada” yang bersungguh sungguh pasti akan berhasil,maka bersungguh sungguhlah dalam mencari Ridha Allah dunia dan akhirat.

    keynna perwira akbar (0301507051)

    ReplyDelete
  21. kesimpulan ayat2 tersebut yaitu manajemen resiko adalah ilmu untuk memprediksi masa depan dengan melihat resiko dari orang2 yang terdahulu dan dengan menggunakan ilmu pengetahuan yang kita miliki sehingga dapat mensiasati atau menyiapkan diri dan berhati2 dalam menghadapi segala resiko yang akan kita hadapi,tetapi kita tidak boleh mengatakan pasti terhadap prediksi yang akan terjadi di masa yang akan datang. Apapun kenyataannya,kita untung atau rugi itu adalah ketetapan allah,dan kita harus menerimanya. Dan tetap bertakwa kepada Allah swt.


    Septia rahayu 0301507004

    ReplyDelete
  22. Assalamualaikum..
    Selain Alloh tidak ada seorangpun yang dapat mengetahui dengan pasti apa yang akan terjadi esok hari. Sedangkan dalam usaha untuk mengelola risiko pada konvensional dilakukan dengan cara mengira-ngira nilai dari uang yang mungkin akan terjadi di masa datang, sehingga nilai uang itu bisa dikelola risikonya, ini adalah spekulasi dan bisa termasuk judi serta bersifat tidak pasti. Dalam konsep syariah judi itu diharamkan karena termasuk mayshir. Selain itu dalam syariah untuk mengelola risiko tidak boleh mengandung unsur-unsur yang dilarang seperti riba, mayshir dan gharar (ketidakpastian). Kemudian dalam menentukan nilai transaksi dalam syariah adalah nilai yang ada saat ini (saat akad transaksi) bukan nilai yang diperkirakan untuk masa yang akan datang, karena hanya Alloh yang Maha Mengetahui yang tahu apa yang akan terjadi esok hari.

    ReplyDelete
  23. islam merupakan agama yang sangat menghargai ilmu. dalam islam tidaklah sempurna amalan seseorang jika tidak di lengkapi atau dibekali dengan ilmu. dengan kesempurnaan akal untuk berfikir (mencari ilmu) dan hati untuk merasa sehingga manusia ditugaskan allah menjadi khalifah dimuka bumi. Allah tidak pernah mensia-sia kan dalam setiap penciptaan mahluknya, salah satu nya waktu. waktu tidak dapat diputar, dipercepat atau dihentikan. dari masa lalu kita bisa mengambil pelajaran melalui kejadian buruk dan baik. dengan masa lalu kita belajar untuk melihat masa lalu kita belajar untuk memperbaiki diri dan meminimalisir resiko. semua itu bertujuan untuk memperoleh masa depan yang lebih baik.
    namum, tidak ada seorang pun yang tahu masa depan secara pasti (baik, buruk, menang, kalah, untung, rugi). dengan mempelajari atau memanage resiko kita dapat lebih mengenal dan dapat berhati-hati dalam mengambil keputusan sehingga faktor ketidakpastian dan spekulasi mnjd lebih kecil.
    dan manusia hanya dapat mempersiapkan kemungkinan yang akan terjadi. karena sesungguhnya manusia hanya dapat berusaha dan Allah lah yang menentukan segalanya. keuntungan dan kerugian merupakan ketetapan Allah SWT.

    LINTANG KIRANA (0301507028)

    ReplyDelete
  24. menurut saya manusia hanya bisa berencana tapi segala sesuatu nya Allah yg mengatur,apa yang kita rencanakan tidak selalu sesuai rencana karena apa yang baik untuk kita blm berarti baik untuk orang lain dan Allah SWT.kita harus menjadikan pengalaman dan ilmu kita sebagai bekal di masa depan dengan harapan kita bisa lebih baik dari masa sebelum nya.


    Manusia dalam hidupnya selalu dihadapkan pada peristiwa yang tidak terduga akan terjadi yang dapat menimbulkan kerugian-kerugian baik bagi diri sendiri maupun orang lain, sehingga banyak orang ingin mengelak dari resiko dengan alasan selalu ingin aman dan hidup tentram.

    Resiko merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan kehidupan, karena segala aktivitas pasti mengandung resiko. Bahkan ada anggapan yang mengatakan tidak ada hidup tanpa resiko sebagaimana tak ada hidup tanpa kematian.

    agar dapat mengelola resiko dengan baik kita harus mempelajari ilmu yang berhubungan dengan resiko supaya kita dapat meminimalisir resiko yang akan terjadi.Allah telah mengatur jalan hidup kita.apapun hasil nya nanti kita harus tetap berusaha untuk mencapai tujuan yang kita inginkan dan jangan lupa untuk tetap bertakwa kepada Allah.

    KEMAL REZA ( 0301506056)

    ReplyDelete
  25. Sedikit penamabahan,, tidaklah dapt terpisahkan anatara keilmuan dengan keimanan,, dimana keduanya pasti memiliki korelasi yang signifikan.. Karena hal tersebut, peninjauan ilmu tanpa didasari rasa keimanan maka akan sama dengan NOL, sebagai contoh, si fulan telah berusaha keras untuk menghasilkan uang. Menurut dia ilmu mengenai perbisnisan sudah cukup baginya tanpa perlu ada bentuk keimanan pada Allah. Maka ketika si fulan tidak pernah berhasil maka dia akan gila. Namun jika dia menghadirkan keimanan, tentulah dia akan tetap berikhtiar,, sebab Allah berkata, "fa mayya'mal mits qaa la dzarratin khairuyyarah" (99:7). Artinya, tidak ada yang hasil "NOL" dalam pandangan islam..
    Sebagai ummat islam, seharusnyalah berlepas diri dari pandangan matrealistis.. Sebab pandangan demikian akan meruntuhkan segalanya termasuk iman. Jika dikatakan bahwa "bersedeqahlah, maka akan Allah balas 10 kali lipat". Tentulah bukan hanya berbentuk materi saja yang Allah maksudkan, melainkan juga kesehatan, ketentraman hati, ketaqwaan dan lain sebagainya. Maka inilah tauhid, dimana rumusan manusia tidak akan mampu mencapainya tanpa iman.
    Bersangkutan dengan resiko, maka Allah telah berikan jalan keluar melalui ayatullah, "ud'uunii astajiblakum".. Berdoalah padaKu, maka akan ku kabulkan. Demikianlah Allah selalu memberi jalan keluar pada setiap masalah kehidupan, resiko pun bisa di-reduce melalui do'a..
    Wallahu a'lam,

    ReplyDelete